Skip to main content

Tentang Natalie Portman dan Film-Film Terbaiknya



Natalie Portman pada red carpet Academy Award ke 84 (2012)

Kawan pasti tidak suka menonton sendiri di bioskop, membosankan. Begitu juga saya. Tapi demi menengok Natalie Portman, hal itu tidak berlaku. Karena tidak ada yang mau (baca: tidak bisa) diajak saya pun rela pergi ke bioskop sendiri demi menonton No Strings Attached pada 2011.  

Ya. Natalie portman adalah aktris Hollywood yang namanya berada paling atas di daftar aktris-aktis Hollywood yang ingin saya tiduri, eh salah, maksudnya aktris-aktris yang saya sangat saya suka dan saya tunggu film-filmnya. Natalie portman tidak hanya dianugrahi wajah yang cantik dengan akting yang menawan, ia juga berotak pintar, terbukti dengan pendidikannya lulusan psikologi Harvard. Dalam sebuah wawancara ia mengatakan baginya  pendidikan lebih penting dibanding kemajuan karirnya di dunia seni peran, ia tidak mau karir mengganggu pendidikannya. Terbukti dalam rentang 1999-2003 kala ia sibuk kuliah di Harvard, ia hanya terlibat pada beberapa film. Selepas menyelesaikan studynya di Harvard, pada 2004 ia langsung memancarkan sinarnya lewat akting memukau pada Closer, bersama Julia Robert dan Jude Law. Ia pun masuk nominasi Academy Awards  untuk kategori Best Supporting Actrees. Meski tidak menang namun semenjak itulah namanya semakin berkibar dikagumi banyak pecinta film.


Nona manis kelahiran Jerusalem, 9 Juni 1981 ini meraih penghargaan tertinggi seni peran, aktris terbaik Academy Award 2011 melalui film Black Swan, sebuah drama psikologi misteri. Ia salah satu dari sedikit aktris peraih Oscar pada usia dibawah 30 tahun.

Ayah Natalie Portman adalah seorang dokter dari Israel, sedangkan ibunya adalah seniman dari Cincinnati, Ohio,Amerika Serikat. Mereka menamai sang anak dengan nama kecil Natalie Hershlag. Kemudian lebih dikenal dengan nama panggungnya, Natalie Portman. Nama Portman adalah nama keluarga neneknya dari pihak ibu.Untuk menghormati darah yang mengalir di tubuhnya, Natalie memutuskan mempunyai kewarganegaraan ganda, Amerika Serikat dan Israel.

Natalie Portman meninggalkan Israel dan menetap di Washington, AS, saat masih kanak-kanak. Setelah berpindah-pindah ia kini menetap di New York. Bakat Natalie Portman ditemukan saat baru sebelas tahun. Semula ia didorong masuk modeling, namun kemudian lebih tertarik menjadi pemain peran alias akting. Sebetulnya ia sudah bermain pada beberapa film, namun debutnya yang tercatat fenomenal adalah ketika ia memerankan Mathilda dalam Leon: The Professional (1994).  Ia diadu aktingnya bersama aktor gaek Jean Reno dan Gary Oldman. Saat itu ia masih gadis remaja 13 tahun.

Kesuksesan di film tersebut membawanya memerankan tokoh-tokoh utama, seperti Lauren Gustafson dalam film  Heat (1995), Marty dalam Beautiful Girls (1996), and Taffy Dale dalam Mars Attacks! (1996). Sedikitnya ia sudah membintangi  45 film, termasuk beberapa film pendek dan serial televisi.

Natalie Portman termasuk aktris yang total terjun dalam industri pertunjukan ini. Selain sebagai pemeran, ia juga sudah memproduksi delapan film. Ia juga pernah menyutradari tiga film dan menulis tiga skenario film. Bahkan ia pernah membuat soundtrack dalam tiga film. Betul-betul bakat kumplit yang tidak semua aktor memilikinya. Ia juga fasih berbicara dalam banyak bahasa yaitu Hebrew (bahasa ibu), Inggris, French, German, Spanish and Japanese.
Natalie Portman menikah pada 2010 dengan Benjamin Millepied, seorang koreografer penari balet asal Prancis yang juga terlibat dalam Black Swan. Pada Juni 2014 ia melahirkan anak laki-laki pertamanya yang diberi nama Aleph Portman-Millepied. Sekarang Natalie dan keluarga berdomisili di Paris, dalam banyak kesempatan ia menyatakan niatnya untuk menjadi warga Negara Prancis.  

Dari sekian banyak film-filmnya, berikut ini saya pilihkan 7 film terbaik Natalie Portman versi saya, bukan versi on the spot :
  1. Black Swan (2010)
Film drama psikologi yang mengantarkannya meraih Oscar sebagai pemeran wanita terbaik. Berperan sebagai Nina Sayers, seorang balerina muda professional di New York. Ia memperoleh peran sebagai Swan Queen dalam sebuah pementasan Swan Lake arahan sutradara Thomas Leroy. Membawakan peran sebagai Swan Queen jelas bukan perkara mudah. Peran rumit tersebut menuntut Nina untuk tidak hanya mengeluarkan segala kemampuan menarinya dengan baik namun juga mengharuskannya untuk menampilkan dua sisi emosi yang berbeda. Sebagai White Swan yang penuh pesona dan kepolosan, ya, ia mampu, namun tidak sebagai Black Swan, sebuah karakter yang bertolak belakang, karakter gelap dan menggoda yang ternyata kesulitan untuk di keluarkan oleh Nina yang introvert, apalagi kedatangan balerina baru, Lili (Milla Kunis) yang mampu membawakan karakter Black Swan dengan baik membuat persaingan menjadi panas dan dengan cepat juga menjadi awal sebuah rivalitas mengerikan.
Dalam film ini, banyak sekali kelebihan yang terekam di dalamnya. Mulai dari akting Natalie Portman yang benar benar menguasai karakter dari Nina, Odette (White Swan), dan Odile (Black Swan). Alur ceritanya yang lebih mendalami lebih dulu, siapakah Nina Sayers dan latar belakangnya sampai dia menjadi seorang ballerina yang ambisius. Balerina yang perfeksionis namun anti-sosial, dan ketika menari dia seperti menunjukkan tarian yang tanpa jiwa. Selain itu, dari segi kamera, pencahayaan, dan tentunya musik. Dalam film ini, benar benar seperti menggambarkan sebuah panggung pertunjukan ballet. Tapi, bukan ekedar permainan ballet di atas panggung saja, melainkan juga keseharian Nina dan saat saat Nina bersaing dengan Lili yang muncul sebagai rivalnya. Sehingga membuat Thomas tertarik menjadikan Lili sebagai cadangan Nina. Dan bagaimana Nina berusaha mempertahankan posisinya dalam keadaannya yang mulai frustasi..

  1. Closer (2004)
Dalam film ini Natalie Portman beradu akting dengan Julia Robert dan Jude Law yang mengantarkannya salah satu nominasi pemeran pendukung terbaik Oscar, sayang ia ga terpilih. Dengan tagline if you believe in love at first sight, you never stop lookingCloser bertutur betapa cinta pada pandangan pertama akan selalu menempati posisi istimewa dalam hidup manusia. Kemurnian, spontanitas, dan momen yang tidak biasa menjadi kunci kuatnya cinta pada pandangan pertama terpatri dalam hati seseorang. Dalam Coser juga menggambarkan kerumitan cinta yang bergejolak mengenai kesetiaan, pengkhianatan, kemunafikan, kebencian, pemaafan, keikhlasan, dusta, menerima apa adanya, mencampakkan, kejujuran, dan lain-lain.

  1. V for Vendeta (2006)
V for Vendetta adalah film karya James Mc Teigue yang ceritanya diadaptasi dari sebuah novel grafis berjudul V for Vendetta karya Alan Mooredan David Lloyd, yang menceritakan tentang seseorang yang berinisial "V" yang berjuang untuk menghancurkan rezim pemerintahan otoriter di Inggris yang pada masa itu berada di bawah kepemimpinan rezim yang totaliter. Hal ini berawal setelah perang dunia ketiga yang meluluhlantakkan berbagai negeri. Kekacauan merebak di mana-mana, kelaparan, penyakit dan juga angka kematian yang begitu tinggi. Hal ini akhirnya yang menjadi pembenaran bagi seorang politikus yang ambisius untuk meraih kekuasaannya dengan menerapkan pola kekuasaan yang fasistik. Semua dikontrol oleh negara, tak ada kebebasan sipil, bahkan juga termasuk dalam berpendapat dan menjadi berbeda. Bahkan juga di dalamnya, memeluk agama lain selain satu agama yang ‘direstui’ oleh pemerintah, dianggap sebagai sebuah kejahatan. Dalam satu bagian, dikisahkan bagaimana seseorang dapat ditangkap hanya karena memiliki Al-Qur’an. Film, buku-buku sastra dan bahkan juga karya-karya seni dilarang.
Di tengah kondisi demikian, seorang individu yang menyebut dirinya V, dengan mengenakan kostum ala Guy Fawkes mulai mengambil tanggung jawab atas semua hal yang terjadi dan mulai melancarkan propaganda yang dikenal dengan istilah"propaganda by deed". Natalie Portman yang berperan sebagai Evey Hammond yang mengetahui siapa V. V menyadari bahwa kesalahan suatu negeri memang tidak dapat ditudingkan begitu saja pada para birokratdan politisi, karena bagaimanapun juga, para penguasa fasis tersebut bisa berada di kekuasaannya karena publik membiarkannya (dengan berbagai alasan, seperti ketakutan dan ketidak pedulian). Dalam satu peristiwa, V mengatakan pada publik melalui stasiun televisi yang disadap olehnya, bahwa, “Untuk mengetahui siapa yang bersalah atas semua yang terjadi, mari kita menatap cermin.”
Di beberapa negara film ini dilarang beredar oleh pemerintah negara setempat dengan alasan tertentu, hal ini terjadi di Italia. Di beberapa negara lainnya film ini mulai disoroti oleh perintah dan mempertimbangkan untuk membatasi izin peredarannya.

  1. Anywhere But Here (1999)
Film drama ini diadaptasi dari naskah novel dengan judul sama karya Mona Simpson. Natalie Portman berperan sebagai Ann, adik seorang pemudi eksentrik bernama Adele (Susan Sarandon). Mereka meninggalkan kota kelahirannya Wisconsin untuk pindah ke Beverly Hills demi mengejar impian Adele yang sangat absurd dan sering berubah-ubah. Awalnya ia ingin menjadi model, kemudian berubah ia ingin menikahi pria kaya sebagai jalan pintas. Hidup dibawah tekanan, Ann sering bertengkar dengan kakaknya.
Melalui peran Ann, Natalie Portman juga masuk nominasi Golden Globe Awad sebagai peran pembantu wanita terbaik.

  1. The Other Boleyn Girl (2008)
Pada film ini Natalie Portman beradu akting dengan aktris cantik lainnya, Scarlett Johansson. The other Boleyn girl bercerita mengenai kehidupan kerajaan Inggris pada abad ke-16 dibawah pimpinan Raja Henry VIII. Natalie Portman berperan sebagai Anne, saudara perempuan Mary Boleyn (Scarlett Johansson) yang menjadi selir raja.
Untuk mendalami karakternya dan mendapatkan aksen british, Natalie mengambil kelas bahasa intensif beberapa bulan sebelum pengambilan gambar dimulai dan tinggal on set selama filming untuk mendapatkan karakter Anne secara utuh.

  1. Brothers (2009)
Ini satu lagu drama psikologi yang sangat saya gemari setelah Black Swan. Natalie berperan sebagai Grace Cahill yang merupakan istri seorang Kapten Angkatan Laut AS, Sam Cahill. Pada tahun 2009, Sam dikirim ke Afghanistan dalam serangan AS terhadap Negara tersebut. Malangnya, helicopter yang ditumpangi Sam mengalami kecelakaan di atas laut dan dilaporkan seluruh awak helokopter tersebut tidak ada yang selamat. Padahal kenyataannya, Sam dan satu rekannya selamat dari kecelakaan tersebut tetapi kemudia ditawan oleh kelompok pemberontak.
Selepas kepergian Sam tersebut, Grace berhubungan semakin dekat dengan Tommy Cahill yang merupakan saudara kandung Sam. Tommy banyak membantu Graca dalam membesarkan dua putrinya.
Beberapa tahun kemudian, Sam yang diberitakan telah tiada, tiba-tiba muncul kembali pulang. Namun ia menderita post-traumatic stress disorder yang sangat parah yang membuatnya sering memikirakan hal-hal paranoid. Dia juga mulai berfikiran bahwa istrinya Grace telah mengkhianatinya selama dia tidak ada dengan berhubungan dengan Tommy. Disinilah konflik mulai terjadi.

  1. Star Wars: Episode I – The Phantom Menace (1999)
Pada film yang memuncaki tangga Box Office ini, Natalie Portman berperan sebagai Ratu amidala yang berambisi untuk menjaga planetnya dari blokade pasukan Trade Federation.  


   


Comments

Popular posts from this blog

Daftar Penerima Penghargaan Sastra: Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) 2001-2018

Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) adalah sebuah ajang penghargaan bagi dunia kesusastraan Indonesia yang didirikan oleh Richard Oh dan Takeshi Ichiki dan mulai dilaksanakan sejak tahun 2001. Acara ini, sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award, namun berganti nama sejak tahun 2014. Pemenang KSK didasarkan pada buku kiriman peserta yang diseleksi secara ketat oleh para dewan juri. Penghargaan bagi insan dunia sastra nasional ini bisa dibilang sebagai acuan pencapaian kesusastraan nasional pada tahun tersebut dan merupakan salah satu ajang penghargaan sastra paling prestisius di negeri ini.  Sebagai pembaca, seringkali saya menjadikan karya-karya yang termasuk ke dalam nominasi, baik shortlist maupun longlist, sebagai ajuan karya-karya bermutu yang wajib dibaca. Meskipun kadang-kadang karya yang masuk nominasi sebuah penghargaan sastra, belum tentu best seller atau sukses dipasaran. Begitu juga dengan label bestseller pada halaman muka sebuah buku, tidak menjamin buku

Hegemoni Puisi Liris

(disampaikan dalam diskusi online @biblioforum) Secara sederhana puisi liris adalah gaya puitis yang menekankan pengungkapkan perasaan melalui kata-kata, dengan rima dan tata bahasa teratur yang terkadang menyerupai nyanyian. Subjektifitas penyair sangat menonjol dalam melihat suatu objek atau fenomena yang dilihatnya. Penyair liris menyajikan persepsi tentang realitas, meninggalkan ke samping objektivitas dan menonjolkan refleksi perasaannya atas suatu gejala atau fenomena. Secara umum, perkembangan puisi liris adalah anak kandung dari kelahiran gerakan romantisisme pada seni pada awal akhir abad ke-18. Romantisisme lahir sebagai respon atas rasionalisme dan revolusi industri yang mulai mendominasi pada masa itu. Kala itu aliran seni lebih bercorak renaisans yang lebih menekankan melihat realita secara objektif. Lirisme dalam puisi lahir sebagai akibat dari berkembangnya gerakan romantisisme yang menekankan glorifikasi atas kenangan indah masa lalu atau tentang alam

Makna Asketisme di Balik Narasi Fantasi Semua Ikan di Langit

sumber gambar: goodreads.com “ Pada suatu hari, seekor ikan julung-julung membawa saya terbang. ”(hal 2) Cerita fantasi terkadang tidak hanya berpijak di atas landasan khayalan dan imajinasi liar penulis belaka. Adakalanya, sebagaimana didedahkan John Clute and John Grant dalam The Encyclopedia of Fantasy, kisah mitologi dan simbol-simbol religiositas dapat pula jadi bantalan ketika cerita dilentingkan. Sehingga, merujuk mereka, dibalik teks-teks fantasi, akan selalu didapati makna-makna partikular yang bersembunyi dibalik simbol-simbol yang digunakan pengarang. Mungkin pada mulanya adalah George MacDonald yang pertama kali meneroka lanskap fantasi bagi ranah kesusastraan di pertengahan abad ke-19. Ia, melalui The Princess and The Goblin, memukau pembaca sastra Inggris dengan menghadirkan suatu gaya bertutur dan isi cerita yang baru. Sesuatu yang lain. Melalui cerita tentang cerita seorang putri raja yang hidup kesepian di istana di puncak gunung, MacDonald membuat wilay