Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2016

Daftar Penerima Penghargaan Sastra: Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) 2001-2018

Kusala Sastra Khatulistiwa (KSK) adalah sebuah ajang penghargaan bagi dunia kesusastraan Indonesia yang didirikan oleh Richard Oh dan Takeshi Ichiki dan mulai dilaksanakan sejak tahun 2001. Acara ini, sebelumnya bernama Khatulistiwa Literary Award, namun berganti nama sejak tahun 2014. Pemenang KSK didasarkan pada buku kiriman peserta yang diseleksi secara ketat oleh para dewan juri. Penghargaan bagi insan dunia sastra nasional ini bisa dibilang sebagai acuan pencapaian kesusastraan nasional pada tahun tersebut dan merupakan salah satu ajang penghargaan sastra paling prestisius di negeri ini.  Sebagai pembaca, seringkali saya menjadikan karya-karya yang termasuk ke dalam nominasi, baik shortlist maupun longlist, sebagai ajuan karya-karya bermutu yang wajib dibaca. Meskipun kadang-kadang karya yang masuk nominasi sebuah penghargaan sastra, belum tentu best seller atau sukses dipasaran. Begitu juga dengan label bestseller pada halaman muka sebuah buku, tidak menjamin buku

Siang di Sebuah Pustaka

                                   (i) Siang di sebuah pustaka di tengah kota. Aku menyurukan kepala dalam dalam kedalam   jejeran buku lalu tenggelam dalam aksara dan kosakata.   Kuangkat tapak kaki sedepa dari lantai menghindari rayap yang mulai merayapi. Memang disini hama dipelihara hingga meraja berbagai jenis serangga. Ranjang ranjang buku ditutupi semak ilalang Dinding diselimuti jaring laba-laba belang Udara yang bertuba tak sanggup aku hela. Aku bernafas dari kantong paru-paru maya yang kubawa sendiri Segerombolan anak remaja duduk melingkar di pinggir ranjang menghadap sebuah kotak berisi sepasang kekasih sedang bercumbu.Satu dari mereka berbisik menegurku. Katanya heningku lebih bising dari bahak tawa mereka. Aku hanya mendesah nyerah                                     (ii) Aku datang ke pustaka siang siang membawa selimut dan bantal usang, untuk bermain   bersama anak remaja kemarin. Atau ikut memandang kotak tempat penyebab mereka

My newest book collections

“ so many books, so little time” (Frank Zappa) “ so many books, so little money”(Willy Akhdes) Last Sunday I went to a bookstore in my city. I’ve not been going to a bookstore for almost a year since I moved to my hometown. As usual, I couldn’t control myself when I was already in the bookstore. My compulsive buying disorder emerged and I couldn’t stick to the plan I made before. I planned to buy not more than 4 books, but I ended up with 7 books in my cart. Yes, I am sophabookholic. I could spend half million in one book shopping session and I acquiesce to shift my other non primary needs budget. I prefer lavishing my penny on books to spending on cloths. But I am not suffering tsundoku which is buying books and letting them pile up unread on shelves or floors or nightstand. I instantly put them on my reading list and finish them up in short time. If American musician Frank Zappa was grumbling about his limited time for reading by saying “ so many books, so little time” b

10 Film Science Fiction Terbaik

Seperti halnya membaca novel sci-fi, menonton film bergenre science fiction juga menjadi favorit tontonan saya. Bukan hanya jalan ceritanya yang rumit untuk ditebak, tetapi juga dengan   twist   cerita yang tak terduga. Berikut ini adalah ulasan 10 film sci-fi terbaik yang pernah saya tonton: Inception (2010)

Membunuh Mimpi

Tadi malam aku membunuh mimpi Dengan sebilah belati milik pak ustad Tadi pagi kugali kubur Di sebidang tanah dekat dada sendiri Kugali tanah seukuran sedepa Tak terlalu dalam cukup sejengkal lengan Suatu hari kalau aku mau tinggal diambil kembali Diatasnya kutancapkan nisan tanpa nama hanya diberi tanda Kini mimpi baru lahir kembali Dari hasil senggama buku dan tivi Penuh sesak menyeruak di dalam benak Habis menguras segala tampak Nanti siang setelah sembahyang Ingin kujemur saja diterik mentari Kalau tak tahan panas mati sendiri menjelang pagi, 17Maret 2016

Aku Datang

Aku datang padamu membawa terang Tapi kau meminta teduh Aku datang padamu membawa rindu Tapi kau meminta kenangan Aku datang padamu menawarkan kehangatan Tapi kau menginginkan kesendirian Aku datang padamu membawa segelas madu Tapi kau meminta lautan Aku datang padamu membawa masadepan Tapi kau menatap masalalu Aku tidak datang padamu Wah! kau memanggil berseru 16 Maret 2016

Tentang Natalie Portman dan Film-Film Terbaiknya

Natalie Portman pada   red carpet  Academy Award ke 84 (2012) Kawan pasti tidak suka menonton sendiri di bioskop, membosankan. Begitu juga saya. Tapi demi menengok Natalie Portman, hal itu tidak berlaku. Karena tidak ada yang mau (baca: tidak bisa) diajak saya pun rela pergi ke bioskop sendiri demi menonton No Strings Attached pada 2011.   Ya. Natalie portman adalah aktris Hollywood yang namanya berada paling atas di daftar aktris-aktis Hollywood yang ingin saya tiduri, eh salah, maksudnya aktris-aktris yang saya sangat saya suka dan saya tunggu film-filmnya. Natalie portman tidak hanya dianugrahi wajah yang cantik dengan akting yang menawan, ia juga berotak pintar, terbukti dengan pendidikannya lulusan psikologi Harvard. Dalam sebuah wawancara ia mengatakan baginya   pendidikan lebih penting dibanding kemajuan karirnya di dunia seni peran, ia tidak mau karir mengganggu pendidikannya. Terbukti dalam rentang 1999-2003 kala ia sibuk kuliah di Harvard, ia hanya terlibat pad

One Night in The Jungle

This is the story about my worst experience in my life: get lost in the jungle alone by my self. It happened several years ago when I was assigned by my company to do a research in a traditional gold mine. The location of the mine site was at the top of mountainous ridges in Buol, Central Sulawesi, above 2000 m above sea level. We had a base camp on the nearest village on the plain area downhill, it took 8 hours walking from our base camp to the mine site through the narrow path all the way in thick forest and ought to cross over one river.

Angsa – Angsa Liar: Sejarah Panjang Komunis China dalam Tiga Generasi

Judul                              : Angsa-Angsa Liar Penulis                         : Jung Chang Tebal                            : 600 halaman Cetakan Pertama        : 1991 Buku ini adalah buku autobiografi yang ditulis oleh penulis kelahiran China, Jung Chang yang sekarang berdomisili di London. Buku ini menceritakan secara rinci pergolakan politik dan kehidupan masyarakat China yang sangat panjang dari perspektif tiga perempuan yaitu neneknya, ibunya dan terakhir penulis sendiri. Disampaikan dengan bahasa narasi yang apik, dinamis dan cepat, tidak bertele-tele langsung membawa pembaca seolah-olah melihat dan merasakan langsung bagaimana kerasnya kehidupan yang dialami masyarakat china semasa pergolakan politik dan pemikiran masyarakat China.