(sumber gambar: amazon.com)
Seorang pencerita ulung adalah seorang yang dapat memaksa pembaca terus duduk dan membalikkan halaman bukunya hingga halaman terakhir. Dan Agatha Christie adalah salah satu dari sedikit pengarang seperti itu. Setiap kali ia memulai cerita, setiap itu pula kita akan dipaksa untuk terus mendengarnya hingga cerita usai.
Selain kekuatan narasi dan alur yang tak bertele-tele, salah satu kekuatan yang dimiliki Agatha Christie adalah kemampuannya membuat banyak enigma yang tak kunjung terungkap. Dan setiap teka-teki yang dihamparkannya sejak kalimat pembuka, bukanlah jenis teka-teki murahan belaka, melainkan sesuatu yang menumbuhkan keinngintahuan pembaca akan jawaban dari enigma itu.
Destination Unknown bercerita tentang seorang ilmuwan nuklir yang tiba-tiba menghilang, Diduga ia diculik oleh blok timur (Uni Sovyet), dalam situasi perang dingin. Jessop, seorang polisi detektif yang mengepalai kasus ini, memanfaatkan Hillary Craven, seorang wanita yang ingin mengakhiri hidupnya, untuk terlibat dalam pengusutan kasus ini. Hillary Craven menyamar sebagai Olive Betherton, istri sang ilmuwan, yang ditemukan meninggal dalam suatu kecelakaan pesawat di Casablanca, Maroko. Aksi penyamaran Hillary inilah yang membawanya pada lorong labirin berliku kasus suaminya.
Pembaca serius Agatha Christie tentu akan segera melihat perbedaan cerita ini dengan kisah-kisah yang biasa disuguhkan Agatha Chistie. There were none, sebagai misal, salah satu karya larisnya itu, dan karya lainnya, lebih banyak memfokuskan cerita pada bagaimana tokoh dalam ceritanya mengungkap sebuah kasus berdasarkan bukti-bukti kejadian yang bertebaran di sepanjang cerita, Kita sama-sama mafhum bahwa Agatha Christie adalah penulis cerita detektif. Sehingga dalam setiap karyanya kecerdikan detektif dalam menyingkap sebuah kerumitan kasus adalah hal yang pailing dinanti. Ini yang tak ditemukan di Unknown Destination yang lebih menyerupai cerita spy thriller. Pada novel ini, Agatha Christie lebih banyak menyuguhkan bagaimana Hillary menyamar sebagai istri ilmuwan hingga ia berhasil menemui ‘suaminya’ yang ternyata berada dalam suatu markas pembuatan senjata. Meski cerita berlangsung dengan cepat, yang telah menjadi ciri Agatha Christie, namun cerita tidak berjalan dengan memperlihatkan aksi cekatan seorang detektif mengungkap suatu kasus dengan kemampuannya menjalin setiap fakta yang terungkap. Melainkan lebih banyak pada petualangan Hillary menemukan suaminya yang seperti tak berujung. Akan tetapi, pun itu juga yang membuat pembaca akan tetap membaca cerita hingga selesai tersebab keingintahuan akan ujung dari petualangan Hillary Craven.
Pada akhirnya, kemampuan mengikat pembaca hingga akhir cerita tidak hanya terletak pada teka-teki yang diumbar sejak mula kisah dibuka. Ketangkasan dalam mengatur alur yang saling berkaitan dan sengaja saling dikaitkan dengan adegan atau fakta minor sekalipun dapat membuat pembaca terus penasaran mengikuti cerita. Itulah salah satu keunggulan yang dipunyai Agatha Christie, salah satunya dapat dinikmati di novel ini.
Comments
Post a Comment