…berhentilah menginvestasikan uang brengsek Anda dalam bisnis kotor yang membunuh orang-orang. (hal. 124)
Itu adalah ucapan Sonia Bonet, seorang pererempuan yang tengah memperjuangkan nasib suaminya kepada pihak asuransi yang seharusnya menanggung beban biaya pengobatan suaminya yang sedang sakit parah. Kalimat itu ia sampaikan kepada salah satu pemegang saham perusahaan asuransi Alta Salud yang begitu menohok, tapi hanya untuk mereka yang memiliki nurani.
Guillermo Bonet, suami si perempuan tersebut, sudah lama terkapar di rumah sakit melawan penyakit ganas yang telah menggiringnya ke gerbang kematian. Sonia telah mengupayakan segala cara untuk memperjuangkan nasib suaminya agar operasi yang harus segera dilaksanakan ditanggung oleh pihak asuransi. Namun, Asuransi Alta Salud selalu berkelit atas proposal penanganan kesehatan yang diajukan Sonia, mereka beralasan bahwa penyakit yang sedang dihadapi suaminya telah lama diderita sebelum ia ikut Alta Salud. Dari sinilah semua tragedi mencekam berawal.
Sampai suatu momen dimana Guillermo sudah semakin kritis dan tidak berdaya melawan penyakitnya, dan cara-cara lumrah melalui pengajuan kepada pihak asuransi oleh Sonia tidak kunjung disetujui. Sonia, dalam kepanikan dan keterbatasan pilihan, mendatangi kepala dokter ahli Asuransi Alta Salud guna mendapatkan tandatangannya sebagai persetujuan untuk penanganan kesehatan suaminya. Didampingi oleh Dario, putra kecilnya, ia mendatangi kantor Alta Salud hingga rumah direktur untuk mendapatkan persetujuan, dilengkapi dengan berkas-berkas rekam medis suaminya dan rekomendasi dokter rumah sakit perihal penanganan yang harus dilakukan atas suaminya.
Dalam keadaan kalut, karena berpacu dengan waktu, ia akhirnya menjalankan aksinya dengan bantuan sebuah pistol di tangan untuk mengancam para pimpinan perusahaan asuransi agar menyetujui berkas-berkas yang dibawanya. Dan, aksi tembak-menembak pun tak terelakkan antara Sonia dengan pihak kepolisisan yang mendapatkan laporan telah terjadi penembakan di pusat kebugaran saat Sonia menciduk salah satu pimpinan Alta Salud disana.
Novel tipis–148 halaman–karya penulis Uruguay ini sangat unik dengan memakai lebih dari satu sudut pandang penceritaan, hampir semua tokoh yang terlibat dalam kisah mencekam ini mendapat bagian sebagai pencerita, sehingga kita sebagai pembaca dapat merasakan ketegangan yang dialami oleh masing-masing pelaku. Melalui Sonia, kita dapat pencerahan mengenai kelakuan nakal peusahaan asuransi yang menghisap dana nasabah dalam-dalam demi meraup keuntungan berlipat yang sepertinya sudah bukan hal asing lagi di tengah ketidakberdayaan negara dalam menjamin kesehatan rakyatnya. Ketamakan membuat orang berhitung benar keuntungan dan kerugian yang dia dapatkan dalam situasi seperti apapun, sungguh manusia bisa begitu menakutkan, begitu pikiran Sonia Bonet.
Membaca Monster Kepala Seribu seperti tengah menonton film action yang memacu adrenalin, penggambaran latar dengan sangat rinci membuat pembaca seolah-olah berada tepat dihadapan mereka menyaksikan adegan demi adegan. Sangat berat meninggalkan buku ini sebelum selesai membacanya sampai akhir. Ketegangan dalam novel ini semakin terasa bila kita membacanya dalam sekali duduk.
Novel menegangkan ini telah diangkat ke layar lebar oleh sutradara ternama Rodrigo Plá dengan judul yang sama, dan mendapatkan penghargaan Ariel Award 2016 di Meksiko untuk film adaptasi terbaik.[]
Detail Buku
Judul: Monster Kepala Seribu
Judul asli: Un Millon de Cabeza
Penulis: Laura Santullo
Penerjemah: Ratna Dyah Wulandari
Penerbit: Marjin Kiri
Tebal: 148 hlm.
Cetakan: I, Januari2016
Harga: Rp36.000
Judul: Monster Kepala Seribu
Judul asli: Un Millon de Cabeza
Penulis: Laura Santullo
Penerjemah: Ratna Dyah Wulandari
Penerbit: Marjin Kiri
Tebal: 148 hlm.
Cetakan: I, Januari2016
Harga: Rp36.000
Tulisan ini pertama kali tayang di buruan.co
Comments
Post a Comment