/1/ Kita pernah menjadi sepasang patung disini, menyurukkan kepala diantara tumpukan buku-buku sambil bercengkrama. Aroma tubuhmu selalu menjadi udara wangi yang kuhirup guna mengisi rongga jantung. Terkadang kita senang memperalat kata-kata agar terasa manis di lidah. Sambil mendengar kau membacakan puisi Wislawa Szymborska. Kita memelihara renjana dalam dada, dan membiarkan galon yang kosong mengisi dirinya sendiri dengan air dari tawa kita, atau mengacuhkan suara tetangga yang sedang bertengkar. Dunia milik mereka, tapi waktu sepenuhnya punya kita. /2/ Setelah kau hilang pada senja sewarna teh lemon di balik anak tangga menuju jalan raya. Aku mulai terbiasa bercengkrama dengan hening yang bening. Tumpukan buku menjadi kawan setia mengeja waktu, sambil mengangkat kepala menjauh dari kenangan yang masih menggenang di atas bangku. Aku masih disini seperti pintu, dingin dan menunggu. Mengingat segala perihal yang pernah lalu kemudian menjadi per...
Pedestrian - Bibliophile - Wanderer - Omnireader - Herbivore - I eat more paper than food